Assalamu ‘alaykum sobat konjac, salam porang Indonesia…
Dua musim tanam terakhir (dua tahun), porang dibanjiri oleh berita dan informasi yang tersebar di banyak media provider informasi di internet terkait aktivitas dan transaksi jual beli porang. Dan yang paling menonjol adalah berita mengenai ekspor porang ke beberapa negara dengan nilai mencapai trilliun rupiah pertahunnya dan terus meningkat. Ditambah dukungan pemerintah, kementrian pertanian, serta para elit negara semakin melambungkan nama porang ke permukaan. Dalam waktu yang relatif singkat, porang mampu menjadi salah satu komiditi ekspor bernilai tinggi dari sektor pertanian hingga memenuhi kebutuhan pasar internasional. Bahkan dalam Bapak Mentri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yakin dan optimis bahwa tanaman porang bisa menjadi senjata dan kekuatan ekonomi Indonesia
Viralnya porang berakibat pada meningkatnya populasi dalam lingkup ekosistem budidaya porang. Telah berada di penghujung tahun, peningkatan traffic penggiat porang semakin signifikan. Harga porang baik umbi basah hasil panen maupun bibit porang ikut berdampak mengalami kenaikan hingga tidak masuk akal (tidak masuk hitungan untung dalam satu musim tanam). Tahun ini (November 2020), harga porang menyentuh harga paling tertinggi sejak diperjualbelikannya tanaman porang baik umbi produksi, umbi mini (bibit), katak porang maupun spora/bunga porang.
- Harga katak porang Rp.280,000,- sd Rp.500.000,- per kg.
- Harga umbi produksi Rp.13.500,- sd Rp.20,000,-. per kg
- Harga umbi bibit Rp. 150.000,- sd Rp.300.000,- per kg
- Harga spora/bunga porang Rp.800.000,- sd Rp. 1.500.000,- per kg
(Data tersebut adalah hasil analisa kami pribadi.)
Hal ini disebabkan oleh ketimpangan yang terjadi antara permintaan supply bibit porang oleh pendatang baru dengan kuantitas supply porang yang ada. Demand (permintaan) supply porang oleh pendatang baru sangat tinggi, jauh melebihi kapasitas supply porang oleh petani. Bisa dibilang keberadaan bibit porang saat ini cukup langka. Harga menjadi tidak terkontrol, naik melambung tinggi. Dalam hal ini petani dan pengepul porang sangat diuntungkan dengan mendapat margin dan profit yang jauh lebih tinggi dari tahun tahun sebelumnya. Tapi pendatang baru porang justru dirugikan, karena harga bibit porang diatas jika dihitung secara rasional dan diakumulasikan dalam satu kali musim tanam (termasuk semua resiko kegagalan) itu belum profitable (untung). Kendati deimikan, tidak sedikit juga orang yang rela membeli mahal bibit porang dengan dalil ‘hanya sekali beli’.
Terlalu dalam berbicara tentang porang dan perkembangan harga, permintaan dan supply, mungkin anda (yang belum mengerti dan paham betul tentang porang) masih bertanya-tanya ‘kenapa porang, udah mahal tapi banyak yang minati dan diekspor pula?’. Jadi, bertambahnya populasi manusia berarti bertambahnya kebutuhan pangan dan sandang sehari-hari, dengan supply yang masih belum memenuhi kebutuhan pasar. Para ilmuwan, petani, pebisnis berupaya mencari alternatif bahan pangan baru dalam memenuhi permintaan dan kebutuhan pasar di bidang pangan. Walaupun termasuk baru populer beberapa tahun terakhir ini, porang sebenarnya sudah lama berada di Indonesia bahkan sebelum kemerdekaan. Porang berasal dari salah satu pulau di India yang terbawa arus perdagangan menuju Myanmar, Thailand, dan berakhir di Nusantara (menurut Wikipedia). Porang mulai tumbuh liar dan tersebar hampir di setiap pulau-pulau mayor di Indonesia. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat porang (yang telah sekian lama tumbuh liar dan terbaikan) seperti mutiara terpendam di perut bumi yang baru digali dan mempunyai harga yang fantastis. Dalam penelitiannya, Porang mengandung glukoman yang sangat tinggi juga mengandung glukosa dan kalori yang jauh lebih kecil daripada gandum dan beras. Sehingga 80% hasil olahan porang digunakan untuk kebutuhan pangan, 20% sisanya digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi.
Perkembangan Porang Ponorogo
Seperti yang mungkin anda tahu, porang mulai populer dan terkenal oleh kisah seseorang asal Madiun yang dulunya sempat menjadi pemulung menjadi seorang milyarder hasil bertani porang. Paidi, begitulah sapaannya, berhasil memperkenalkan porang ke seluruh Indonesia. Sejak viralnya di Madiun, porang mulai menyebar keberbagai daerah di Jawa Timur, khususnya Ponorogo. Secara geografis, ponorogo berbatasan langsung dengan Madiun, itu menjadi keuntungan petani porang baru yang berdomisili di Ponorogo dalam mengakses aktivitas porang, baik jual beli bibit porang dan porang produksi maupun edukasi budidaya porang ponorogo. Porang Ponorogo saat ini menjadi sumbangsih yang cukup besar Ponorogo dalam kegiatan ekspor porang di Indonesia. Hingga saat ini Jawa Timur adalah penghasil porang terbesar di Indonesia, disusul oleh Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Jawa Timur ditetapkan sebagai sentra porang di Indonesia tentunya Ponorogo ikut memainkan perannya dalam budidaya porang ponorogo.
Budidaya Porang Ponorogo
Saat ini anda mungkin sedang menambah link pengepul yang mampu menampung hasil panen porang anda. Atau mungkin anda juga sedang supplier bibit porang untuk persiapan tanam musim ini. Anda bisa menambahkakan Konjacfarm sebagai referensi pengepul dan supplier bibit porang.
Konjacfarm telah aktif jual beli porang sejak dua tahun terakhir. Kami juga menyediakan bibit porang unggul hasil ekperimen dan percobaan pribadi kami oleh seorang alumni Institut Pertanian Bogor. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi tentang kami : https://konjac-farm.com/tentang-kami/
Konjacfarm juga aktif dalam memberikan pelayanan berupa edukasi dan konsultasi gratis. Anda bisa mengunjungi halaman edukasi official Konjacfarm di Instagram : https://www.instagram.com/konjacfarm/
Sekian dari kami, tetap semangat dan konsisten
Wassalamu ‘alaykum, salam porang Indonesia.
Konjacfarm